Sabtu, 14 Agustus 2010

Sedikit Cerita tentang Maluku

Propinsi maluku yang dikenal dengan julukan propinsi seribu pulau dengan ibukotanya Ambon adalah propinsi di daerah timur indonesia, daerah yang kaya akan rempah-rempah terutama cengkeh dan pala, hasil bumi ini  juga yang mengakibatkatkan bangsa eropa datang untuk menjajah.... well cerita selanjut nya kita sudah tau kan ^_^
yang saya mau bahas di sini sedikit tentang asal usul kata MALUKU dan sedikit cerita tentang Propinsi ini...



Nama 'Maluku' sendiri berasal dari kosakata Arab "Al-Mulk"yang berarti "Tanah Para Raja". Berbagai literatur menyebutkan bahwa orang-orang Arab telah berdagang di Maluku sejak abad ke-9 M. Thomas Arnold dalam Preaching of Islam juga menyatakan jika bangsa Arab telah masuk terlebih dahulu ketimbang bangsa-bangsa non muslim.
Orang-orang 'Al-Mulk' dulunya disebut "Alifuru", sebutan untuk sub-ras Melanesia yang pertama mendiami pulau Seram dan pulau-pulau lainnya di Maluku. Istilah 'Alifuru' berasal dari kata "Alif" dan "Uru". Alif adalah abjad Arab yang pertama, sedangkan Uru berasal dari bahasa Hitu Kuno yang artinya 'datang secara perlahan', jadi Alifuru artinya orang yang pertama datang. Selain itu banyaknya penggunaan kosakata Arab dalam penamaan benda, tempat, peristiwa yang bersifat lokal di Maluku juga mengindikasikan jika sejak dahulu kala orang-orang Arab telah berpengaruh di sana. 

ada cerita yang mungkin belum pernah kita dengar bahwa salah satu pulau di Maluku pernah di tukar dengan New York!!!
begini ceritanya...
Paruh awal abad ke-17 M, Belanda nyaris menaklukan Inggris di hampir seluruh kepulauan Banda. Kecuali pulau Run, dimana cengkeh dan biji pala tumbuh subur di sana, sedangkan kedua komoditas utama pulau Run ini sangat mahal harganya di Eropa.
Belanda sendiri dikala itu merupakan kekuatan kolonis dunia yang menguasai sebagian besar daratan Amerika, termasuk sebuah wilayah bernama Niew Amsterdam. Karena nilai pulau Run lebih tinggi ketimbang Niew Amsterdam, Belanda membujuk Inggris untuk melakukan pertukaran dan Inggris pun menyetujuinya. Belanda pun melepas Niew Amsterdam (yang berada di pulau manhattan) dan mendapatkan pulau Run.
yang akhirnya berganti nama menjadi kota New York. Sampai saat ini, New York merupakan simbol kedigdayaan perekonomian di dunia. Dimana lebih dari setengah perputaran uang dan kebijakan ekonomi dunia bersumber dari kota ini.

Banda, seperti bagian lain dari Republik Indonesia, masih mengandalkan ekonomi dari menjual bahan mentah dan tidak menambah nilai ekonomis hingga menjadi barang siap konsumsi. Pala, cengkeh, karet, kina, teh, dan kopi semua dijual dalam produk mentah demi segera mendapat keuntungan yang tidak seberapa. Selanjutnya, produk siap konsumsi kembali diimpor bangsa Indonesia dengan harga lebih mahal! Kini, tiga abad lebih, barter Banda dan New York berlalu. Kepulauan Banda semakin sunyi, sedangkan New York menjadi salah satu pusat perdagangan dan kebudayaan dunia. Sebuah ironi sejarah. : (

Tidak ada komentar:

Posting Komentar